TELAH HADIR MAJALAH DAN DRAMA ONLINE (2018) UNTUK ANDA PARA PENGGEMARNYA, TERUS BERGABUNG DAN SHARE KEPADA TEMEN ANDA UNTUK TERUS MEMBACA MAJALAH DEWASA EDISI TERBARU HANYA DISINI. ^_^
Senin, 03 Oktober 2016

Perkosaan Bejat Yang Ku Inginkan Kembali











Kumainkan lidahku mengimbangi lidahnya yang menari-nari di mulutku. Ketika asyik berciuman dengan Yeyen setidaknya ada dua jari yang bermain di vaginaku, aku tidak tahu siapa itu karena aku biasa memejamkan mata kalau berciuman agar lebih menghayati. selain itu tangan yang menggerayangiku ada empat pasang sehingga tidak sempat mengenalinya satu-satu. Lama juga Yeyen menciumiku, itu dia lakukan sambil tangannya menjelajahi lekuk-lekuk tubuhku, hampir lima menit kira-kira, begitu mulutnya lepas aku akhirnya lega bisa kembali menghirup udara segar walau dengan nafas sudah memburu. Ketika kubuka mata, kulihat di sebelah kananku teman Yeyen yang matanya besar itu sedang mengenyoti payudaraku dengan rakusnya, dia sudah membuka pakaiannya, aku melihat penisnya yang sudah tegang itu menggantung di selangkangannya, Bentuknya panjang dengan kepalanya disunat. Iihhh… geli sekaligus terangsang membayangkan aku harus mengulum dan dimasuki benda itu. Si Putra sedang menjilat dan meraba tubuh bagian sampingku (sekitar perut, paha, dan dada), dia juga masih memakai kaos oblongnya tapi celananya sudah dibuka, penisnya yang juga bersunat lumayan juga untuk seumuran dia.



Langsung Yeyen melumat bagian selangkanganku itu dengan bernafsu, tangannya memegangi kedua pahaku sambil mengisap dan menjilat, mulutnya terbenam di kerimbunan bulu kemaluanku, gayanya seperti makan semangka saja. Serangannya lebih mantap dari si gondrong yang cenderung monoton, lidah si Yeyen sepertinya agak panjang sehingga ketika menyusup ke dalam vagina benda itu menyentuh klitorisku juga menjilati dinding kemaluanku, kontan akupun makin menggelinjang tak karuan. Ketiga orang lainnya tertawa-tawa dan berkomentar jorok melihat reaksiku, mereka pun makin bersemangat mengerjaiku. Payudaraku sedikit nyeri ketika dipencet-pencet si mata besar dengan gemasnya.




Si gondrong yang kini sudah membuka bajunya berlutut di sebelahku memegangi penisnya untuk disodorkan padaku. Diisep Neng, enak loh.. suruhnya sambil menggosokkan kepala penis itu ke wajah dan bibirku. Walau sebenarnya geli dengan kemaluannya yang hitam dengan kepala kemerahan itu, aku tertantang juga untuk mencobanya, maka kugenggam batang itu dengan tangan kiri dan kuawali dengan menyapukan lidah pada kepala penisnya. Dia langsung mendesah keenakan karenanya. Entah kekuatan apa yang membuatku demikian liar, padahal sebelumnya dekat-dekat orang seperti mereka saja aku enggan, apalagi untuk ML. Awalnya aku sangat tidak nyaman dengan aroma penisnya, namun mau tidak mau aku harus membiasakan diriku. Aku berusaha tidak menghirupnya dan kuemuti dalam mulut sambil sesekali mengocok dengan tangan, kesempatan itulah yang kupakai untuk mengambil udara segar.



Putra tidak lama menjilati vaginaku, posisinya digantikan oleh si mata besar yang tidak sabar menunggu giliran, karena paling kecil diapun mengalah pada temannya. Si mata besar mencium vaginaku dengan bernafsu dan terkesan terburu-buru. Aku dibuatnya semakin bergairah melayani kedua penis yang menodongku, secara bergantian kukocok dan kuoral menirukan apa yang pernah kulihat di film porno di rumah temanku. Rasa jijikku pada penis hitam yang kepalanya seperti jamur itu perlahan-lahan sirna. Yeyen mengungkapkan ekspresi nikmatnya dengan meremas payudaraku yang digenggamnya, sedangkan si gondrong sambil menekan-nekan penisnya ke mulutku ketika gilirannya dioral seolah tidak rela melepaskannya. Ditambah lagi Putra sedang asyik memainkan putingku, benda mungil berwarna merah kecoklatan itu dia pilin-pilin dengan jarinya sesekali juga dijilati. Si mata besar pun tidak lama-lama menjilati vaginaku, dia lalu bangkit berlutut diantara kedua pahaku dan menempelkan kepala penisnya di bibir vaginaku.

Kuhentikan sejenak aktivitas terhadap dua penis dalam genggamanku untuk memperhatikan penis si mata besar mendesak memasuki vaginaku. Kutahan nafasku sambil menggigit bibir, proses penetrasi itu kuresapi dalam-dalam. Setelah masuk sebagian dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menghujam sampai mentok, spontan aku pun menjerit kecil dan merapatkan pahaku. “Waaah…enak pisan, sempit oi !” katanya setelah berhasil membobol vaginaku. Tanpa buang waktu lagi dia menggenjotku, penis itu keluar-masuk vaginaku. Aku meneruskan kocokanku terhadap si gondrong dan Yeyen, rasa nikmat yang menjalari tubuhku semakin membuatku bersemangat mengocok kedua penis itu. Si Putra juga makin seru mengisapi payudaraku sampai basah kuyup oleh ludahnya juga oleh ludah orang- orang yang tadi mengisapnya. Tak lama kemudian, ketika aku sedang mengulum penis Yeyen, sesuatu yang basah dan hangat menerpa wajah dan leherku dari samping.

Ow, ternyata si gondrong sudah keluar, kulepas sejenak penis Yeyen dari mulutku, semprotan berikutnya makin membasahi wajahku begitu aku menengok menghadap todongan benda itu. Uhh…isepin yah Neng.. lenguhnya seraya menjejali mulutku dengan penisnya. Dalam mulutku penis itu masih menyemburkan isinya dan itu kuhisapi tanpa memikirkan rasa jijik lagi walaupun baunya yang agak menyengat, mungkin karena saking terangsangnya sampai tidak sadar aku jadi seliar itu. Sampai sejauh ini ponselku yang kutaruh di meja sana sudah berdering sekali dan dua SMS sudah masuk, kubiarkan saja karena tanggung. Aku dapat merasakan penis si gondrong menyusut dalam mulutku dan pemiliknya terengah-engah. “Yee, payah lu, belum nojos udah ngecrot ledek Yeyen pada temannya. Enak pisan sih anjrit, sampe ga tahan !” balas si gondrong Sekarang si mata besar mengajak ganti posisi, mereka lalu membalikkan tubuhku hingga telungkup. Akhirnya ganti posisi juga pikirku, aku sudah gerah daritadi berbaring telentang sambil dikerjai mereka, punggungku panas sekali rasanya dan benar saja keringatku sudah membasahi sprei dibawahku tadi. Perutku diangkat dari belakang hingga posisiku seperti merangkak. Kutengokkan kepalaku ke belakang dan kulihat si mata besar kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Tusukan-tusukan kembali kurasakan, kali ini lebih cepat dan dalam.

Di depanku si Putra berlutut minta giliran merasakan mulutku. Akupun membuka mulut mempersilakan batang itu memasukinya. Kuemut benda itu tanpa  enghiraukan lagi baunya, tidak terlalu besar tapi cukupkeras, namanya juga barang ABG. Aku melirik ke atas melihat anak itu merem-melek menikmati kulumanku, lucu juga reaksinya yang amatiran itu. Gimana Cep, asyik ga diemot kontolnya.. Si Putra udah gede euy.. Celoteh-celoteh yang ditujukan pada si Putra itulah yang sempat kudengar waktu itu. Sambil terus mengoral Putra, akupun selalu menggoyang pantatku mengikuti genjotan si mata besar, terus terang rasanya enak sekali seperti diaduk-aduk. Payudaraku yang menggelayut sedang dipegang-pegang si gondrong yang sedang mengistirahatkan penisnya. Tangan kananku menggenggam penis si Yeyen dan mengocoknya pelan.

Annjjiiinngg…aaahhh.. lenguhnya panjang diiringi semprotan spermanya di dalam vaginaku yang tak bisa kutolak. Sialan juga nih orang pikirku, sembarangan main buang di dalam, ga minta ijin atau omong dulu kek padahal gak pake kondom, untung waktu itu aku tidak dalam masa subur, kalo iya kan amit-amit harus hamil sama orang-orang ginian. Begitu penisnya lepas, aku merasa cairan hangat meleleh membasahi paha atasku. Yeyen langsung mengambil alih posisinya menusukkan penisnya padaku seolah dapat membaca apa yang ada dalam hati kecilku yang masih ingin digenjot karena belum mencapai klimaks alias tanggung. Si Putra yang masih kuoral nampaknya makin menikmati saja, tanpa sadar dia memaju-mundurkan pinggulnya seakan sedang menyetubuhi mulutku. Dia mengeluarkan spermanya dalam mulutku saat Yeyen menggenjotku dengan ganasnya sehingga aku tidak bisa konsentrasi mengisap penis itu, maka cairan itupun meleleh sebagian di pinggir bibirku.


Serta merta kumasukkan benda itu kemulutku, kujilati sisa-sisa spermanya hingga bersih. Di dalam mulutku benda itu semakin mengeras dan bergetar. “Pelan-pelan aja Neng, buat persiapan ngejos di bawah nanti.. katanya. Tak lama kemudian tubuhku kembali mengejang, seperti ada yang mau meledak di bawah sana. Aku melepas kulumanku untuk melepaskan desahan yang tak bisa kutahan lagi, lendirku pun kembali keluar bersamaan dengan tubuhku. Orgasme kali ini terasa lebih panjang, Yeyen masih menggenjot sampai 2-3 menit kemudian hingga akhirnya diapun menghujam penisnya lebih dalam dan mempererat pelukannya. Dia menggeram dan memuntahkan spermanya ke dalam vaginaku, hangat kurasakan di dalam sana. Kami break sebentar sekitar lima menitan. Saat itu Yeyen dan Putra memperkenalkan dua orang itu kepadaku, yang gondrong namanya Amad dan yang matanya melotot itu namanya Ifud, memang benar keduanya adalah teman mereka yang tinggal di pemukiman penduduk tak jauh dari sini. Yeyen juga bercerita bagaimana mereka bisa masuk sini. Ternyata mereka iseng mengintipku waktu keluar dari kamar mandi tanpa busana tadi lewat lubang angin diatas pintu kamarku dengan memakai bangku tinggi.

Tadinya sih hanya sekedar mau ngintip, tapi tak lama kemudian waktu Amad dan Ifud mau pulang mereka ingin ngintip yang terakhir kali dan menemukanku telah terlelap hanya dengan memakai celana dalam dan selimut yang tersingkap. Situasi kost yang sedang sepi dan nafsu setan mendorong mereka berencana memperkosaku. Maka setelah yakin aku benar-benar tidur, Yeyen mencongkel kaca nako yang tepat di sebelah pintu lalu meraih grendel sehingga mereka bisa masuk dan terjadilah seperti ini. Aku sebenarnya marah mendengar semua itu, lancang sekali mereka berbuat begitu, ini kan  pemerkosaan namanya, tapi mau marah gimana juga toh aku menikmatinya, salahku juga berpakaian mencolok di depan mereka. Aku menatapi mereka satu- persatu yang memandangi tubuh telanjangku dengan tatapan kesal sekaligus berhasrat. Tidak tau mau omong apa deh, soalnya perasaanku benar-benar campur aduk sih.

“Bentar yah, mau cuci muka dulu” kataku sambil bangkit dan melangkahkan kakiku dengan gontai ke kamar mandi. Di sana aku mencuci mukaku dari cipratan sperma agar aroma yang menyengat itu hilang. Keluar dari kamar mandi, kembali aku duduk di kasur dikelilingi mereka. Sudah tanggung untuk dihentikan, jadi kuikuti saja deh permainan mereka. Kali ini si Putra yang masih hijau itu minta diajari cipokan. Boleh yah Neng, soalnya saya pengen ngerasain dicium cewek itu kayak apa sih, apalagi cewek cakep kaya Neng” pintanya, mukaku memerah karena malu dan juga tersanjung akan pujiannya. Cium-cium-cium..teman-temannya yang lain menyorakinya Sssttt.. jangan keras-keras dong, ada yang tau gimana kataku memperingatkan sehingga mereka mengurangi volumenya.Aku memejamkan mataku seperti kebiasaanku berciuman menunggu Putra menciumku, pertama-tama aku merasa bahuku dipegang lalu menempellah bibirnya dengan bibirku. Teknik ciumannya benar-benar amatiran, kaku dan membosankansekali, Sehingga aku yang berinisiatif memainkan lidahku baru dia mulai bisa membalasnya, aku melingkarkan tangan memeluknya dan percumbuan kami makin panas. Selama percumbuan itu juga aku merasakan tangan-tangan lain berkeliaran di sekujur tubuhku, mengelusi punggung, paha, payudara, dll.

https://sukadomino.blogspot.com/2017/07/cara-mudah-mendaftar-situs-jago-domino-online-terpercaya.html

Setelah terasa mentok, akupun perlahan menaik-turunkan tubuhku. Amad juga mendesah kenikmatan karena penisnya dihimpit dinding vaginaku. Gerak naik-turunku semakin cepat sehingga payudaraku ikut bergoncang- goncang. Dengan aku yang memegang kendali, si Amad kelihatan kelabakan, dia mendesah-desah gak karuan. Kelihatan sekali pengalaman seksnya masih dibawahku. Dia julurkan tangannya meraih payudara kiriku, sepertinya dia gemas melihat payudaraku yang juga naik-turun itu. Dua orang lainnya duduk menonton liveshow kami, Yeyen sebelumnya telah turun ke bawah untuk memeriksa keadaan dan berjaga-jaga di pos jaga dekat gerbang. Tak lama kemudian si Ifud mendekatiku dan berdiri di sebelah menyodorkan penisnya yang langsung kugenggam. Jadilah aku bergaya woman on top sambil mengocoki penis Ifud. Amad, ternyata tidaklah setangguh yang kukira
Tampang boleh sangar kaya preman, tapi dia orgasme dalam waktu yang relatif singkat, isi penisnya tertumpah dalam vaginaku. Aku paling senang ML di saat safe seperti ini, bebas dari rasa was-was walau pasanganku buang di dalam. Tanpa malu-malu lagi, kupanggil si Putra agar menuntaskan birahiku. Aku duduk di kasur membuka kedua pahaku seakan mempersilakan anak itu menusuknya, aku harus membimbing penisnya memasuki vaginaku karena ini pertama kalinya bagi dia. Setelah kepalanya menekan bibir vaginaku, kusuruh dia mendorong pantatnya. Ohhh… desahku ketika penis perjaka itu menghujam ke dalam. Selanjutnya yang kurasakan adalah gesekan-gesekan antara penisnya dengan dinding kemaluanku. Putra pun semakin menikmati persetubuhan pertamanya itu dengan makin cepat menusuk-nusukkan penisnya hingga akhirnya kitapun orgasme bersama atas bimbinganku tentang mengatur tempo genjotan.

 
Hindari Covid19 Dengan Bermain Game dirumah aja. !!!