TELAH HADIR MAJALAH DAN DRAMA ONLINE (2018) UNTUK ANDA PARA PENGGEMARNYA, TERUS BERGABUNG DAN SHARE KEPADA TEMEN ANDA UNTUK TERUS MEMBACA MAJALAH DEWASA EDISI TERBARU HANYA DISINI. ^_^
Minggu, 10 Juli 2016




Dipandangnya sekitarnya. Ada beberapa wanita rekan kerja yang masih berkutat. Ia segera memalingkan wajahnya. Perlu beberapa tahapan untuk mengajak salah seorang dari mereka ke tempat tidur, dan itu menyita waktu dan emosinya. Lebih baik aku pulang batinnya. Ada sesuatu yang mengingatkan untuk menunda jam kepulangannya, ia tidak mempedulikan.

Dikemudikan mobilnya keluar dari basement perlahan-lahan. Beberapa anak pelajar SMU tampak bergerombol di halte dekat gedung kantornya. “Ahh..” kernyitnya. Ia terjebak di kemacetan rutin sore hari. Dirinya sdh mengingatkan supaya menunda. “Instingku semakin bagus saja, ” senyumnya kecut. Dilihatnya ke luar jendela mobil. Antrean mobil sepanjang kira-kira 200-an mobil tidak bergerak sama sekali. Dilihatnya ke belakang dgn putus asa. Keadaan di belakang sama buruknya dgn pemandangan di depannya.
Toni menarik nafas dalam-dalam. Digerakkan cermin di atas ke wajahnya. “Tenang Ton, ini bukan alasan yang bagus untuk merusak 1 hari tenangmu, ” katanya sambil membenarkan letak rambutnya. Tiba-tiba seseorang berseragam LLAJR mengetuk kaca mobilnya. Dgn segan ditekannya switch jendelanya. Petugas itu memberitahu kalau terjadi kecelakaan beruntun di depan dan mungkin lalu lintas baru dapat lancar paling cepat 30 menit.

Dihempaskan tubuhnya ke kursi mobil. “Bagus!” ia menutup wajahnya. Itulah alasan yang paling tepat untuk merusak moodnya. Dibukanya TV mobil. Dipilihnya satu film porno kesayangannya di remote. Ditatapnya adegan-adegan itu dgn hambar. “Huh! Di tengah kemacetan nonton film porno malah menambah masalah, ” sungutnya sambil mematikan. Toni menyerah. Dimatikan mesin mobil sembari menatap ke arah kiri.

Tampak di luar gadis-gadis berseragam SMU masih bergerombol menunggu bis kota. Beberapa di antaranya duduk di trotoar. Diperhatikannya satu persatu. “Dasar gadis remaja, mereka tidak mempedulikan cara duduknya, ” katanya dlm hati. Tiba-tiba darahnya berdesir. Tungkai-tungkai indah itu milik gadis yang sangat muda. Diperhatikannya lagi lebih seksama. Ada yang bertumpu dgn tangannya di belakang sesampai dadanya membusung ke depan. Wajahnya begitu bersih dan muda. Rambutnya sebahu dgn leher yang jenjang. Toni mulai termakan fantasinya sendiri. Ia memang tidak pernah bercinta dgn gadis belia. Itukah yang dimaukannya saat ini? “Tidak, ” sahutnya sendiri, “Itu terlalu gila. ” sambil menatap ke depan ia tak dapat menahan diri untuk melihat kembali ke arah kirinya. Diperhatikan dgn seksama lekukan pantat yang padat itu dgn lutut indah dan kulit yang bersih. Segala gerakan gadis itu ditangkap matanya dan dialirkan ke otaknya dlm format gerakan erotis.

Tiba-tiba para gadis itu berdiri dan berjalan menjauhi halte sebab beberapa orang berkulit gelap berbadan besar memasuki halte itu. Toni meraung keras sekali. “Arrgh!” Ditatapnya para lelaki itu. Mereka menyerupai segerombolan kera besar daripada manusia. Dilemparnya box tissue ke belakang. Ia percaya bahwa saat itu kecepatan batang kejantanannya menyusut lebih cepat dari cahaya. Dgn mengumpat ia merapatkan reitsleting celananya kembali. Langit semakin gelap. Rupanya awan berkumpul membentuk sebuah awan gelap besar. Kilat dan guntur bersahutan, diakhiri oleh curahan air yang berirama semakin cepat dan lebat.
Di dlm mobil Toni tampak melambai-lambaikan tissue putih di atas kepalanya, tanda menyerah kepada nasib buruknya. Para gerombolan kera itu bergerak melewati depan mobilnya menyeberang ke seberang jalan. Salah seorang dari mereka memukul kap mobilnya. Toni membalas dgn mengacungkan jari tengahnya. Ia merasa aman. Toh mereka takkan melihatnya.

Dinyalakannya mesin mobilnya sebab kaca mulai mengembun. Dinyalakan stereo mobilnya sambil memandang ke kiri. Toni hampir memekik girang. Salah seorang dari gadis SMU itu ada di sana dlm keadaan basah kuyup. Toni memutar kepalanya untuk mencari yang lain. Ah, tampaknya ia sendirian, sesal Toni. Tapi tunggu.. dlm keadaan basah semua lekuk tubuh gadis itu menjadi tercetak jelas. Rambutnya yang basah, pakaian putihnya melilit erat tubuhnya yang sintal, payudaranya menggelembung indah dgn pantat yang bundar, Toni kembali ereksi. Bibirnya bergetar menahan nafsu birahinya yang melintas menabraknya berulang-ulang. Matanya terasa panas. Dibukanya pintu mobilnya setelah itu ia berlari mendekati gadis itu.
Sengaja ia berdiri di belakangnya supaya leluasa menatap tubuh gadis itu. Betapa belianya gadis ini, tubuh yang belum pernah tersentuh oleh lelaki. Payudaranya sangat penuh menyesaki branya sekitar 34. Pinggul yang ramping dgn pantat bundar yang berisi ditopang oleh lutut dan tungkai yang indah dan bersih. Gadis itu memutar tubuhnya dan berhadapan dgnnya yang sedang menjadi Juri festival foto bugil. Toni tergagap dan secara refleks menyapanya. Gadis itu tersenyum sambil memeluk tasnya menutupi seragamnya yang transparan.

Toni keluar mobil sambil membawa remote lalu menyalakan VCD changer dari luar mobil dgn film yang sama ia tonton sebelum hujan tadi. Ia berlari ke pedagang asongan pinggir jalan dan melirik jamnya.. 5 menit dari sekarang! sambil membicarakan cuaca ke pedagang asongan itu. Rani menatap adegan di mini TV itu. Lelaki sedang menjilati seluruh tubuh wanita pasangannya. Jantungnya berdegub. Ia memejamkan mata, tetapi suara lenguhan dan desisan membuatnya kembali ke layar. Dilihatnya keluar. Ia tak bisa menemukan Toni dari dlm mobil itu. Kembali ke layar, tertegun ia melihat lelaki itu menjilati puting susu. Tangannya menjadi dmau. Lelaki itu sekarang menjilati paha. Rani menyilangkan kaki kirinya di atas kaki kanannya. Lalu lelaki dlm film itu mulai menjilati liang kewanitaan wanita itu. Rani merasa seluruh tubuhnya gemetar, nafasnya terengah-engah. Iapun heran mengapa nafasnya begitu.

Dibukanya kancing seragam sekolah Rani sambil mengulum mulut Rani. Rani menggelengkan kepalanya perlahan. Toni mengangkat kepala sejenak melihat gundukan daging padat dan kenyal terbungkus bra berkain lembut. Betapa muda dan tak berdosanya. Biarkan aku menikmati tubuh beliamu, merasakan dgn seluruh indraku untuk membuatmu menjadi ternoda. Aku mau menyetubuhimu, menghinakan tubuh sucimu, sebab aku pantas mendapatkan tubuhmu, hati Toni berteriak. Dibukanya bra itu lalu dgn rakus dijilat puting kiri Rani sambil meremas payudara kanannya. Dikulumnya semua daging payudaranya, seakan hendak ditelannya. Rani mengerang. Kakinya menjejak-jejak lantai mobil. Lalu Toni memindahkan tubuhnya ke atas Rani. Dgn kasar dipegangnya celana dlm Rani. Rani tak sanggup berkata dan bergerak, semuanya begitu ketakutan.
 
Hindari Covid19 Dengan Bermain Game dirumah aja. !!!